MENGUKUR batas kemampuan para sainstis, secara jelas memang sangat jauh dibanding dengan sains itu sendiri, tetapi bukan berarti kebenaran selalu ada ditangan para saintis. Logika utama para saintis zaman sekarang yakni berani bersuara, berani beragumen dan berani mengeluarkan teori kesesuaian.
Logika bukan hanya milik orang bertitel saintis, semua orang berhak bersuara, berhak beragumen dan berhak mengeluarkan teorinya, walaupun bertentangan dengan ilmu pengetahuan yang sudah membumi.
Teori yang membumi bukan berarti pasti benar dan teori awam pasti salah. Teori yang bisa dibuktikan di dunia nyata, itulah teori yang benar, selebihnya dengan pembuktian yang menguatkan teori itu berdasarkan rumus-rumus.
Realitas yang ada, perlu dikaji ulang untuk mendapatkan suatu jawaban akan kebenaran, bukan malah sebaliknya. Realitas bisa didapat dengan mengamati langsung dengan sarana ataupun tanpa sebuah sarana pendukung.
Fakta akan menentukan, realitas yang bisa dilihat dan bisa dicermati, kalau fakta itu hanya sekedar teori, bisa jadi hanya sekedar fiksi ilmiah tanpa realitas. Pengamatan harus berdasarkan pemikiran yang luas ,tetapi pemikiran yang luas tidak cukup bila tidak ada logika.
Logika bisa dikatakan benar, bila ada pengamatan kesesuaian, seperti halnya kondisi riil benda-benda dilangit.
Rumus akan benar bila dalam pengamatan ada logika, dan logika itu akan mengarah pada kebenaran, walaupun bertolak belakang dari ilmu pengetahuan umum yang telah diajarkan umum di sekolah-sekolah. Menyandang gelar saintis bukan berarti orang awam tidak boleh mendebatnya, karena logika milik semua orang yang diberikan Tuhan secara cuma-cuma.
Oleh: Dodik Suwarno
COMMENTS